Selasa, 19 Februari 2013

Cerita Kecil

Aku menyukai semua temanku. Tapi aku hanya memiliki beberapa teman dekat. Aku kenal semua teman perempuanku, tapi yang paling dekat mungkin hanya sekitar 2-3 orang. Kalo untuk teman pria, sepertinya hampir semuanya dekat, mungkin karna aku termasuk anak yang tomboy. Tomboy nya hany dalam sikap aja, lebih suka bermain dengan anak laki-laki dari pada anak perempuan. Saat jam istirahat aku lebih suka mengikuti permainan anak laki-laki, seperti memanjat, menangkap ikan, atau lari-larian. Gak tau kenapa aku suka memanjat ya. Tiang listrik aja suka ku panjatin, sayang agak licin, jadi gak pernah sampai ke ujung hehehe....
"Daniaaa" Aku menatap ke bawah saat Sari memanggil-manggil namaku.
"Gimana daunnya ?? Kalo sudah banyak kamu turun aja, nanti jatuh lagi" Teriaknya sambil berpegangan pada pagar sekolahan.
"Iya, tunggu. Ini dah mau turun kok" Jawabku.
Untungnya nih pohon gak terlalu tinggi, jadi turunnya gak makan waktu lama, batinku.
Yah aku memang agak suka memanjat, termasuk pohon besar yang tumbuh di pinggiran pagar sekolahku, yang aku gak tau apa nama pohonnya. Yang jelas aku suka daunnya yang kecil-kecil itu, yang bisa di pakai untuk disebar-sebarkan saat menari. Upsss... hehehe...yap, aku memang agak tomboy, tapi aku termasuk salah satu anggota utama di grup tari tempatku bersekolah.
Pertama belajar tarian, sumpah susah banget. Saat tangan harus di buat jadi lemah gemulai, yang ada malah berleku-lekuk gak jelas.
Teguran yang paling sering ku dengar dari guru tariku, Bu Irma "Dania, tangannya harus gemulai, di lenturkan ya, jangan kaku"
Pas aku lirik jemari Bu Irma, gilaaaa...kok bisa ya tuh jari-jari melengkung gitu. Saking lenturnya tuh tangan, kalo di bengkokkan, ibu jarinya bisa sampai menyentuh telapak tangan.
Aku sampai berniat pengen punya jari-jari kayak Bu Irma. Alhasil, sampai sekarang mencoba ibu jariku tetap gak bisa menyentuh telapak tanganku hahaha.... Mungkin harus di patahin dulu ya baru bisa menyentuh telapak tangan, kayak nya seram hiiiii....
Biarlah jempol ku belum bisa menyamai jempol Bu Irma, yang jelas sekarang sudah bisa agak lemah gemulai kalau lagi nari hehehe...
***
"Dania, si Dian manis ya?" Sari tiba-tiba bertanya padaku.
Aku mengerutkan dahiku, mencoba berfikir "Umm, iya, dia manis"
Menurutku Dian yang paling manis. Wajahnya tenang, dan agak pendiam di banding anak lelaki lain di kelasku. Tapi aku cukup dekat dengannya.
"Kenapa tanya-tanya soal Dian? Suka ya?" Godaku.
Sari mulai salah tingkah dan mengalihkan pembicaraan. "Katanya si Ben suka sama kamu ya?"
Aku langsung tertawwa mendengar pertanyaannya. "Ben suka sama aku? aku juga suka sama dia. Bahkan aku juga suka sama Dian, sama Eko, si Gendut, dan"
"Stop-stop, bukan itu maksudku. Maksudku si Ben suka sama kamu"
"Ya iyalah dia suka sama aku, kalau nggak, dia pasti nggak mau main sama aku"
"Sudah ah, gak mau bahas lagi" Potongnya.
Kami pun kembali ke kelas dengan pikiran masing-masing.
Aku gak bohong kalau tadi aku bilang suka sama semuanya. Soalnya mereka semua menyenangkan.
Dian yang pendiam, tapi kalau kami bersama, dia tetap santai aja, meskipun jarang senyum kalo gak ada yang lucu. Sumpah senyumnya mahal banget, tapi aku lebih suka buat dia marah, alias jahilin dia. Habisnya dia manis sih hehehe....
Kalau si Ben, memang selalu ajak aku main, dan tidak ada anak cewek lain yang biasa dia ajak main. Dia agak dingin juga sih sama yang lain, dan cuma aku anak perempuan yang berani ajak dia bermain. Heran juga dia gak nolak. Dan soal dia suka sama aku, hmmm gak bisa nebak deh. Soalnya dia termasuk anak yang tampan menurutku.
Eko salah satu anak cowok yang paling dekat dengan aku, dan paling jahil. Dia sepertinya yang paling jelas kelihatan kalau suka sama aku, soalnya suka nempel dimana pun aku berada. Bahkan dia pernah bilang terang-terangan, kalu dia suka banget sama aku. Itu membuatku sampai harus bersembunyi di terowongan hanya untuk mendapatkan dia di ujung terowongan yang lain. Alhasil, jadinya malah main kejar-kejaran di dalam terowongan, dan di ikuti dengan anak-anak yang lain. Dan diantara mereka bertiga yang notabene bersahabat sesama cowok. Dia yang paling keren, apalagi orangnya ramai. Hanya saja, kenapa dia jadi yang paling usil ya.
Mungkin aku termasuk salah satu cewek beruntung saat itu karena bisa di kelilingi cowok-cowok cakep hehehe....
Hari-hari kembali berjalan seperti biasa, tanpa ada yang bisa meneruskan lebih jauh maksud dari rasa suka itu. Karena mungkin kami belum mengerti. Dan belum tahu harus bagaimana.
Sampai akhirnya kami terpisah, dan pergi dengan perasaan masing-masing.
Kami hanyalah anak-anak TK yang masih berusia 5 tahun. Kami hanya ingin lebih banyak berfikir tentang masa kecil yang bahagia. Dihabiskan dengan bermain dan tertawa. Bersyukur karena belum memikirkan masalah orang dewasa. Bersyukur karena mendapatkan pendidikan tentang anak-anak. Masih bisa mendengar lagu anak-anak. Masih bisa menonton siaran untuk anak-anak. Dan bermain permainan anak-anak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar