I’m so lonely broken angel
I’m so lonely listen to my heart
On n’ lonley, broken angel
Come n’ save me before i fall apart
Tidak bosan aku melihat mu, memandang
wajahmu, senyummu, caramu tertawa, semuanya terasa indah, dan aku tidak akan
pernah bosan.
Semua kenangan kita, tidak akan
bisa ku hilangkan dari pikiranku, meskipun hanya fotomu yang saat ini ku
pandang. Aku rindu padamu Bram, aku sungguh merindukanmu.
Aku mencoba memejamkan mata, tapi
suara pintu yang terbuka membangunkanku.
“Sayang…kami pulang”
Suara Dani membawaku kembali ke
alam nyata. Aku bangun dari khayalanku dan berdiri menatapnya. Sambil memeluk Jimmy
anak kami, dia masih tertegun di depan pintu, melihatku yang tampak kacau,
dengan lembaran-lembaran foto yang berserakan di mana-mana.
Aku merasa bersalah ??? tidak, saat
ini pun aku masih bisa merasakan pelukan Bram, kelembutan Bram, cinta Bram, dan
semua kenangan kami.
***
Kehidupan kami berjalan seperti
biasa. Hidup dengan pikiran masing-masing.
Aku menatap ke jendela, melihat
pohon-pohon yang ada di taman sambil menempelkan telapak tanganku pada kaca. Aku tau saat
ini kau sedang berada di luar sana. Tapi
aku juga tau, kau akan selalu menemaniku.
Dani dan Jimmy sedang asyik bermain
game di ruang keluarga. Aku tau saat ini Dani pasti memperhatikan ku. Aku bisa
melihat pantulan wajahnya di kaca jendela yang saat ini ku tatap. Sesekali dia
berbalik ke arahku, mungkin untuk memastikan apa aku masih ada di sini. Aku
tidak tahu apa yang selama ini dia pikirkan. Dia sangat sabar dalam
mengahadapiku. Tapi apa yang bisa ku lakukan???
Akhirnya aku memutuskan bergabung
bersama mereka.
***
Hari –hari berlalu seperti biasa. Dan
semakin lama waktu berputar, semakin sakit perasaanku. Kehidupan yang sudah ku jalani bertahun-tahun, belum pernah berubah sampai sekarang.
Semua kenangan
tentangmu, tidak bisa ku hilangkan. Dan sekarang aku hanya bisa menangis.
Menangisi perasaanku. Dinginnya pancuran air yang membasahiku, tidak sebanding
dengan sakitnya hati ini.
“Kenapa kau tidak membawaku saja
bersamamu Bram!!!”teriakku.
Apa dia tidak tahu bagaiman
perasaanku selama ini. Aku menjerit dan
menangis di bawah guyuran shower. Aku tidak bisa begini terus. Aku punya
keluarga. Aku punya suami dan anak. Hidup bersama suami yang tidak pernah lelah
merawatku, meski cintaku bukan untuknya. Putraku yang tidak tahu apa-apa
tentang orangtuanya. Rasanya tidak adil. Aku tidak bisa begini terus.
***
Aku berjalan keluar dari kamar
mandi, melangkah menuju dapur. Dengan air mata yang masih mengalir, dan dengan
kenanganmu.
Dani bersama Jimmy sedang
mempersiapkan makan siang kami. Aku melewati mereka tanpa berpaling sedikitpun.
Aku melangkah keluar menuju pintu, mengabaikan teguran Dani dan segala
kata-katanya untuk menahanku. Tapi kali ini dia tidak bisa menahanku. Aku harus
menyelesaikan semuanya.
Aku berjalan menuju mobil sambil
memeluk diriku. Aku tidak bisa menyimpan semua ini sendiri.
Saat aku naik ke mobil, Dani
berusaha mengejarku. Tapi terlambat, aku sudah meninggalkannya.
Sepanjang perjalanan hanya wajahmu
yang ada di pikiranku. Mengapa kau meninggalkanku sendiri di sini. Dan hanya
kenanganmu yang kau tinggalkan. Aku tidak lagi seperti dulu. Aku malaikat yang
hancur. Aku tidak bisa menanggung ini sendiri.
Aku mengendarai mobil menuju
jurang, lalu memrkirkannya. Aku melangkah keluar sambil membawa kotak kenangan
kita. Ya…semua benda kenangan kita, dan semua foto tentang kita. Hanya ini yang
ku punya darimu.
Aku berdiri di pinggir jurang
terjal sambil tetap menangis. Aku membuka kotak yang berisi kenangan kita,
kutatap pemandangan di bawah yang begitu curam. Dan kemudian, hal yang paling
membuatku sakit, tapi aku tau, mungkin dengan cara ini aku bisa hidup dengan
tenang.
Akhirnya, semua kenangan kita ku
lepaskan dari tangan ku. Semua nya bertebaran terbawa angin. Jatuh di
tempat-tempat dimana angin berhenti. Aku menangis melepaskan semua kenangan
kita. Semua kenangan yang harus aku lupakan.
Dani datang menyusulku. Dia menutup
tubuhku yang basah dengan jaketnya, kemudian memelukku yang masih tetap menangis di pinggir jurang.
Aku tidak bisa menyimpan semua ini
sendiri Bram. Aku merasa tidak adil terhadap Dani yang selalu sabar
menghadapiku. Mungkin ini jalan satu-satunya. Maaf bila aku membuang semua
kenangan kita.
Selamat tinggal Bram. Selamat
tinggal kenangan kita. Aku ingin kau bahagia di sana, tanpa terbebani dengan
harus memikirkanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar